Ilustrasi penganiayaan (foto: istimewa) |
IBBCJabar.com | Bandung Barat,-
Aksi dugaan penganiayaan kembali terjadi dikalangan pelajar di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diwilayah Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, pada Rabu 07 Juni 2023.
Ika (32) keluarga korban, warga Kecamatan Padalarang mengatakan, aksi dugaan penganiayaan itu dilakukan oleh kelas 8 (kaka kelas), dimana korban merupakan kelas 7, isu yang beredar bahwa terduga pelaku melakukan penganiayaan lantaran terjadi miskomunikasi (salah sasaran).
"Jadi kronologinya, berdasarkan pengakuan terduga pelaku ini salah sasaran, jadi ponakan saya inisial A sedang melerai aksi keributan, yang berantem itu inisial S sama temennya, dan si A sedeng menjelaskan keributan itu lalu tiba-tiba muncul pelaku lain F langsung mukul dari samping dan mengenai A," kata Ika saat dihubungi pewarta triberita.com, Kamis 08 Juni 2023.
Ika menjelaskan, korban tidak melakukan perlawanan lantaran terduga pelaku berjumlah banyak, pada saat itu kondisi korban mengalami luka di bagian mata sebelah kanan.
"Si A ini enggak berani karena dia sendiri, pelaku banyakkan dan saat itu dia pusing karena kena pukulan di bagian mata jadi enggak sempet dan enggak berani ngelawan, kondisinya korban masih sakit dan pusing " jelasnya.
Ika menyebut, setelah kejadian, ayah terduga pelaku berusaha membujuk korban untuk melakukan pertemuan di sebuah lapangan untuk menanyakan duduk perkaranya, namun dengan inisiatif, Ika berinisiatif menemui didampingi nenek korban.
"Nah malamnya ada WhatsApp ponakan saya seolah itu temennya mau klarifikasi, karena HP korban saya pegang akhirnya saya dan ibu inisiatif menemui terduga pelaku, ternyata ayahnya yang muncul beserta temennya," ujarnya.
Ia menduga, terduga pelaku akan melakukan intimidasi dan mengajak berdamai, namun, kata Ika, pihak keluarga korban akan berupaya membawa jalur ini ke pihak berwajib.
"Kayanya minta damai, cuman saya dan keluarga tetep akan membawa ke jalur hukum, dan saya sudah melaporkan ke Polsek Padalarang, untuk kemudian ke Unit PPA Polres Cimahi, visum semua sudah saya siapkan," ujarnya.
"Saat ini saya sedang melakukan upaya ke pihak sekolah BBU, untuk menanyakan kelanjutan perkara ini, supaya kejadian ini tidak terulang lagi, dan herannya pihak sekolah seolah diam dengan kejadian ini apalagi kekerasan itu terjadi di lingkungan sekolah," sambungnya.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, pihak keluarga terduga pelaku inisial D saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut, pihaknya mengatakan kejadian dugaan penganiayaan ini tengah dilakukan mediasi oleh pihak sekolah.
"Ya pak, saya sudah konfirmasi dengan pihak sekolah dan sudah ada kesepakatan di pihak sekolah sudah dilakukan mediasi untuk tanggung jawab," jelasnya.
Saat disinggung terkait kronologi singkat, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, dan menyerahkan permasalahan ini ke pihak sekolah.
"Saya kurang tau pak, sudah diserahkan ke pihak sekolah, dan alahamdulillah anaknya sudah mulai sekolah dan kondisinya membaik," tandasnya.
Disisi lain, kepala desa diwilayah Kecamatan Padalarang saat dihubungi, pihaknya akan melakukan mediasi kepada terduga pelaku dan korban, agar permasalahan ini bisa dilakukan secara kekeluargaan.
Pihaknya akan menggali informasi ini, agar masalah tersebut menjadi terang. Kedepannya permasalahan seperti ini agar tidak ada lagi kejadian seperti ini saya menghimbau agar semua pihak turut mengawasi anak-anak agar tidak terjadi kekerasan dikemudian hari.
Berdasarkan video yang beredar berdurasi 16 detik itu memperlihatkan, kondisi korban mengalami lembab dibagian mata sebelah kanan. Saat diinterogasi korban hanya terdiam seolah trauma dengan kejadian tersebut.
"Ai kamu di tonjok qtu teu, Naha teu ngelawan, masalahna naond eta (kamu ditonjok? Kenapa enggak ngelawan gitu, masalahnya kenapa emang)," ucap perekaman video dan viral dimedia sosial.
Saat ini pihak sekolah di SMP tersebut tengah dilakukan mediasi dengan pihak terduga pelaku dan korban. Sampai berita ini dilansir masih menunggu kepastian kasus penganiayaan tersebut.
Penulis: Abdul Kholilulloh